Menjadi Seorang Ayah?

Pada pertengahan bulan november 2021, istri saya memiliki banyak gejala aneh yang tidak biasanya : makanan yang dia sukai tiba-tiba gak enak dan cepat lelah. Saya pun teringat baru 3 minggu lalu saya bertekad bulat bahwa sudah saatnya kita memiliki anak, ternyata benar saja saat dia test pack pagi itu, dia telah positif hamil. Merupakan sebuah anugerah yang sangat besar istri saya bisa positif mengandung tepat di saat saya membulatkan tekad untuk memiliki anak.

Sebenarnya saya pribadi bukanlah penyuka anak kecil, saya suka aneh kenapa orang2 senang banget main dan menganggap kelakuan monster2 kecil itu lucu, seumur hidup saya belum pernah menggendong anak kecil dan tidak suka main sama anak2. Menurut saya anak kecil adalah monster kecil yang kerjaannya hanya mengganggu saya. Pada saat istri saya positif hamil, perasaan sungguh campur aduk sampai2 saya minta dia untuk cek lagi besok pagi (ya, confirm positif hamil).

Trimester pertama dilewati dengan menganalisis selera makan istri, menurut yang saya baca dimana2 morning sickness dan muntah secara kimiawi disebabkan oleh sensitifitas indra penciuman yang tinggi yang disebabkan oleh hormon kehamilan, oleh karena itu sangat penting untuk kita teliti apa yang menjadi pemicu istri kita muntah dan mual. Istri saya ternyata hipersensitif terhadap bau hijau daun dan amis, serta bau menyengat apapun itu (parfum, sabun mandi, make up) anehnya selera makan dan penciuman dia sangat mirip dengan saya, karena itu dia hanya makan makanan yang bisa saya makan dan menjauhi segala jenis wewangian. Sampai sekarang sudah 33 minggu, total istri saya muntah parah masih bisa dihitung pakai 10 jari alias tidak lebih dari 10 kali.

Pada trimester pertama, tidak ada perubahan apa2 yang saya rasakan secara emosional, sedikit excited tp yah biasa aja, masih agak2 horror membayangkan apakah nanti si baby akan mengacaukan hidup saya.

Trimester kedua, saya dan istri kena Covid Omicron, laknat sekali, selama covid itu mungkin merupakan fase paling berat seumur hidup saya, saya sendiri sebenarnya gak kenapa2, kuat2 saja melawan Covid varian Omicron, istri dan bayi dalam kandungan yang kasihan, di saat itulah saya memutuskan untuk berhenti terlalu banyak membaca tips dan pendapat “ahli” di internet, makin dibaca makin pusing.

Pada trimester kedua secara emosional, saya bisa merasakan attachment yg lumayan luar biasa ke bayi dalam kandungan istri saya, saya sangat khawatir bgt dengan kondisinya, sampai-sampai saya yang biasanya suka ngejekin temen saya “lebay” krn anaknya sedikit2 dibawa ke dokter pada saat sakit, ini juga saya lakukan, berapapun saya gak peduli yang penting istri saya harus sehat dan pulih cepat karena bayi dalam kandungannya.

Trimester ketiga, minggu ke 33 pada saat tulisan ini saya tulis. Saya baru mengerti benar bahwa kita tidak akan pernah merasakan perasaan orang tua kita sampai kita menjadi orang tua.

Secara emosional, saya sangat menunggu dan mengantisipasi bayi saya lahir kedunia, saya merasa sendiri, secara emosional banyak perubahan yang terjadi kepada saya, prioritas saya benar-benar berubah menjadi kepentingan anak saya lebih penting daripada apapun.

Istri saya sampai kaget dan dia bilang “saya gak nyangka kamu bisa sesayang itu kepada anak kecil, saya kira kamu akan cuek dan ngasi anak kamu main hp karena kamu gk akan ada me time pada saat dia terlahir nantinya”.

Saya sendiri jg gk menyangka bisa mengalami perubahan secara emosional dan mentalitas sampai segitunya, hal ini sangat diluar kendali dan tidak bisa dipaksakan : menurut saya bermain dan mendampingi anak kita eksplorasi dunia pada saat dia kecil itu adalah hal yang sangat penting, kita sebagai orang tua adalah seluruh hidup anak kita pada saat dia masih kecil, jadi ajarilah dia dengan benar, jika anda sibuk kerja, luangkanlah waktu untuk bonding dengan anak anda, jangan anggap waktu main dengan anak sebagai beban dan me time lebih penting.

Seriously, menjadi seorang ayah merupakan sebuah perjalanan yang mentransformasi hampir seluruh mentalitas saya, bisa saya rasakan sendiri sekarang ini cara saya memandang dunia dan karir menjadi lebih serius karena saya mau memberikan yang terbaik buat anak saya, semangat kerja mencari uang juga sangat berbeda, prioritas anak menjadi nomor satu, rasa sayang lebih besar terhadap anak daripada apapun itu (padahal sebelumnya saya cukup egois).

Screening terakhir sih kondisi bayi sehat dan gemuk, lengkap dan gak ada masalah. Semoga persalinan istri saya berjalan lancar dan anak saya bisa lahir kedunia dengan keadaan sehat.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: